MENYERAHKAN KEKHAWATIRAN KEPADA TUHAN
Dipublikasikan pada 15 Desember 2024
4 min baca

Bacaan: Filipi 4: 4-7; Lukas 3:7-18

Siapakah di antara kita yang sama sekali tidak khawatir akan hidup? Rata-rata orang akan menjawab pernah khawatir bahkan sering khawatir akan hidupnya. Ada yang khawatir akan kesehatan, pekerjaan, studi, ekonomi, masa depan, dan lain sebagainya. Baiklah kita sadari bahwa keberhasilan membereskan kekhawatiran menjadi salah satu bentuk konkrit buah-buah pertobatan dalam rangka mempersiapkan jalan dan meluruskan jalan bagi Tuhan (Luk.3:7-18).

Kekhawatiran hadir pertama kali dalam kehidupan manusia sebagai akibat dari dosa. Kekhawatiran merupakan dampak dari kejatuhan manusia (Adam dan Hawa) dalam dosa. Akibatnya, dosa menjalar dan menjangkau setiap aspek natur dan kemampuan manusia, termasuk ratio, kehendak, emosi, hati nurani dan keberadaannya secara menyeluruh. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm.3:23). Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa (Rm.5:12).”

Kekhawatiran berarti takut (gelisah, cemas) terhadap segala sesuatu yang belum diketahui dengan pasti. Kekhawatiran adalah sikap berpikir berlebihan, terlalu gelisah, cemas tentang suatu masalah dan situasi. Kekhawatiran biasanya disertai rasa tidak nyaman dan kecemasan berlebihan. Hal ini bisa berdampak kepada kesehatan jasmani, seperti: tidak bisa tidur, gugup, gelisah, sakit kepala, keringat berlebihan, sulit bernafas, gangguan pencernaan, dsb. Tidak hanya kesehatan jasmani, kekhawatiran juga berdampak pada kesehatan mental, seperti stress, depresi dan gangguan mental lainnya.

Itulah sebabnya, Tuhan Yesus berkata, Jangan khawatir! “Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih daripada makanan dan tubuh itu lebih daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di udara, yang tidak menabur, tidak menuai dan tidak mengumpulkan dalam lumbung, namun Bapamu yang di surga memberi mereka makan. Bukankah kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Mat.6:25-27).

Kekhawatiran tidak menyelesaikan masalah hari ini, dan juga tidak membantu menyelesaikan kesulitan hari esok. Yang pasti, ia malah merusakkan kebahagiaan hari ini, mungkin juga hari esok dan hari-hari lainnya. Semakin kita khawatir, semakit sulit dan berat kehidupan yang kita jalani. Orang yang khawatir pada dasarnya adalah orang yang meragukan pemeliharaan dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Ini berkaitan dengan pengenalan akan siapa Tuhan dan siapa dirinya. Camkanlah, pertama bahwa diri dan hidup kita milik Tuhan yang jauh lebih berharga dari burung-burung di udara. Hidup kita amat berharga dalam Tuhan. Sebab itu, pasti dijaga, dirawat dan dipelihara oleh Tuhan. Bila Tuhan melakukannya untuk burung-burung, pastilah Ia juga melakukannya untuk kita. Kedua, kita mempunyai Tuhan yang maha hadir, maha tahu dan maha kuasa. Dia Allah yang peduli pada kita.

Karena itu, janganlah khawatir tentang apa pun juga, jangan pernah membiarkan kekhawatiran mengarahkan dan menguasai kehidupan kita.

TETAPI:

“Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada Tuhan, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Ptr.5:7).

“Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp.4:6).

“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat.6:33)

MAKA:

“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Flp.4:7)

AMIN

-Pdt. Setyahadi-

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
10 Orang Membaca