Bacaan: Efesus 6:21-24
… maka Tikhikus, saudara yang terkasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan, akan memberitahukan semuanya kepada kamu.
(Ef.6:21)
Mengungkapkan kekurangan, bahkan menjatuhkan reputasi orang lain telah menjadi bagian dalam budaya persaingan di lingkungan kerja maupun pelayanan. Dalam budaya persaingan yang negatif, seseorang cenderung ingin menonjolkan kekurangan orang lain, dan bukan menunjukkan kebaikan dan kelebihannya. Hal ini dilakukan agar hanya dirinyalah yang dianggap baik dan hebat.
Berbeda dengan itu, Paulus justru memuji Tikhikus, sahabatnya dan menaruh kepercayaan kepada Tikhikus bahwa ia akan menjadi berkat bagi jemaat Efesus. Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, sebelum ia menutupnya dengan berkat Tuhan, Rasul Paulus menyebutkan sebuah nama, yaitu Tikhikus, sang pembawa surat Paulus. Tikhikus disebutnya sebagai saudara yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan. Paulus mengutus Tikhikus kepada jemaat Efesus untuk mengabarkan keadaan mereka dan supaya ia menghibur jemaat Efesus. Ia menemani Paulus dengan setia dalam perjalanan misinya yang ketiga.
Mempromosikan kebaikan dan kelebihan orang lain tidak akan mengurangi kualitas kita atau membuat kita menjadi lebih rendah. Sebaliknya sikap mau mengakui kelebihan dan kebaikan orang lain, mencerminkan kebesaran hati dan penerimaan kita terhadap orang lain. Kerendahhatian yang tulus dalam relasi dengan sesama akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih berharga.
DOA:
Ya Tuhan, kami mau dengan tulus mengakui kebaikan dan kelebihan orang lain tanpa merasa terancam oleh hal itu. Amin.