Bacaan: Lukas 13:31-35

Dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada pilihan antara jalan pintas yang tampak mudah tetapi menyesatkan, dan jalan pantas yang sulit tetapi membawa berkat. Dalam Lukas 13:31-35, orang-orang Farisi memperingatkan Yesus tentang ancaman Herodes. Namun, Yesus tidak terpengaruh oleh kata-kata mereka. Ia tetap teguh dalam panggilan-Nya, menyelesaikan misi yang dipercayakan oleh Bapa, tanpa tergoda untuk mencari jalan aman atau kompromi yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Kata Orang Farisi: Jalan pintas yang menggoda

Dalam kehidupan, kita sering diperhadapkan pada pilihan yang tampaknya lebih mudah tetapi berisiko membawa kita menjauh dari kehendak Tuhan. Orang Farisi memperingatkan Yesus tentang ancaman Herodes, yang bisa menjadi alasan bagi-Nya untuk meninggalkan misi-Nya. Sama seperti Yesus, kita juga menghadapi godaan untuk menghindari tantangan dengan cara yang instan, tidak jujur, atau mengabaikan nilai-nilai kebenaran dalam pekerjaan, hubungan, maupun iman. Namun, memilih jalan pintas sering kali bukanlah solusi yang benar.

Jawaban Yesus: Tanda keteguhan hati dan kesetiaan

Yesus menyebut Herodes sebagai "serigala" dan menegaskan bahwa tugas-Nya harus terus berjalan hingga tuntas. Yerusalem, yang berulang kali menolak para nabi, menjadi simbol perlawanan terhadap kebenaran. Namun, dalam ratapan-Nya, Yesus juga menyampaikan harapan bahwa suatu hari mereka akan menyambut Dia sebagai Mesias. Ini menjadi pengingat bagi kita untuk tidak menolak jalan Tuhan hanya demi kenyamanan atau ketakutan terhadap tantangan.

Dengan demikian, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk meneladani Yesus dengan berpegang teguh pada kebenaran, menjauhi jalan pintas yang menyesatkan, dan tetap setia memilih jalan yang pantas dan menyejahterakan. Godaan untuk berkompromi dalam iman selalu ada, tetapi Tuhan menghendaki kita untuk berjalan dalam kebenaran, meskipun jalannya sulit. Hanya dengan kesetiaan kepada kehendak Tuhan, kita akan menemukan kehidupan yang sejati dan diberkati.

ypp