Bacaan: Mazmur 56:9; Ibrani 4:14-16
Menangis adalah respons alami manusia yang mencerminkan berbagai emosi, bukan hanya kesedihan tapi juga kegembiraan. Meski sering dipandang sebagai tanda kelemahan, menangis adalah proses yang wajar bagi semua orang, baik pria maupun wanita. Banyak yang salah kaprah mengaitkan menangis dengan kurangnya iman, padahal Alkitab mencatat banyak tokoh, termasuk Daud dan Yesus, yang juga menangis.
Mazmur 56 menggambarkan iman Daud di tengah ketakutan dan ancaman dari musuh. Ia percaya bahwa Tuhan memperhatikan setiap kesedihan dan mengumpulkan air matanya dalam kirbat, simbol perhatian Allah terhadap penderitaannya. Dalam Perjanjian Baru, Yesus menunjukkan simpati terhadap kesedihan orang lain, seperti saat Ia menangisi kematian Lazarus. Yesus menegaskan kepada kita bahwa kesedihan adalah sesuatu yang perlu dirasakan. Kesedihan adalah bagian dari kehidupan.
Dalam konteks keluarga, Kita mungkin berduka karena kehilangan anggota keluarga, menghadapi masalah keuangan, atau kesulitan dalam hubungan. Setiap individu dalam keluarga memiliki tantangan sendiri, baik di luar rumah maupun di dalamnya. Namun, di tengah kesulitan, iman menjadi harapan yang menguatkan. Tuhan tidak melupakan setiap kesedihan kita, melainkan mengumpulkannya dengan penuh kasih.
Terkadang sulit untuk menatap masa depan dengan semangat penuh harapan ketika segala sesuatu di sekitar kita terlihat hancur berantakan, tetapi di situlah iman berperan. Ingat! Ibrani 11:1 , “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Sekalipun kita tidak melihat segala sesuatunya terjadi di masa kini, kita dapat menatap masa depan dengan penuh harapan. Semua air mata kita sedang dikumpulkan oleh Tuhan dan Dia tidak akan melupakannya. Orang lain dalam hidup kita mungkin melupakan rasa sakit dan kesedihan kita, namun Tuhan mengingat semuanya dan Dia peduli dan bertindak bagi kebaikan kita.
Kita memiliki Tuhan yang mengetahui, mengasihi, dan peduli terhadap segala sesuatu yang kita alami. Bahkan di saat-saat kesedihan dan tekanan yang mendalam ini, Dia hadir dan merasakannya. Melalui semua pergumulan itu kita memperoleh kesempatan untuk intim dan lebih dekat dengan Bapa. Dia peduli dan beserta kita. DS.